
[ HUMAS MIN 10 Jakarta ]
Jakarta – Kamis, 13 November 2025 merupakan Kegiatan Workshop Bahasa Arab dengan Metode Mustaqilli dan Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) & Deep Learning diadakan di Gedung Asrama Haji Lt. 3 yang berjumlah sekitar 125 peserta dari guru-guru Bahasa Arab yang ada di Madrasah, baik MIN, MTsN maupun MAN. Kegiatan ini diketuai oleh Bapak Ropiudin, M.Hum. Dalam sambutannya juga, ia mengatakan dengan diadakannya Workshop Bahasa Arab dengan Metode Mustaqilli ini, mampu meningkatkan cara mengajar Bahasa Arab dengan menerapkan 4 Maharah (Kitabah/Menulis, Qiroah/Membaca, Istima’/Mendengar atau menyimak dan Muhadatsah/Berbicara atau percakapan) untuk jenjang MI, MTs ataupun MA yang lebih baik lagi.
Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua Umum PW Punggawa Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) yaitu Ibu Siti Ruchanah, M.Pd.I. Dalam sambutannya ia mengucapkan tujuan daripada workshop ini untuk menjadi ajang silaturahmi sesama guru Bahasa Arab khususnya di Madrasah baik jenjang MI, MTs maupun MA serta memberikan pembelajaran metode mustaqilli yang bisa kita sama-sama terapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dilanjutkan sambutan sekaligus pembukaan acara Workshop Bahasa Arab dengan Metode Mustaqilli oleh Bapak Dr. H. Adib, M.Ag selaku Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta. Dalam sambutannya beliau memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk kegiatan yang diadakan oleh PGMNI dan MGMP Bahasa Arab, harapannya dengan diadakannya workshop ini, pembelajaran pada pelajaran Bahasa Arab yang mungkin dianggap sulit oleh kalangan siswa-siswi baik di jenjang MI, Tsanawiyah, Aliyah. Mampu memberikan dampak positif kepada peserta didik, minimal anak-anak bisa membaca Bahasa Arab bahkan jika dikaitkan dengan Al-Quran, anak-anak bukan hanya bisa membaca dengan benar tetapi mampu memahami makna dan mampu mengartikannya.
Kemudian, dilanjutkan oleh Bapak Zaenuri Ischak, S.Ag selaku ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Arab DKI Jakarta. Dalam sambutannya ia mengatakan “dalam kegiatan workshop ini untuk memperkenalkan cara pengajaran Bahasa Arab dengan Metode Mustaqilli sebagai pendekatan pembelajaran Bahasa Arab yang menumbuhkan kemandirian belajar pada peserta didik. Pada agenda ini, materi pertama yang disampaikan oleh KH. Agus Shohib Khaironi, S.Ag, LC. selaku penemu Metode Mustaqilli dalam pembelajara Berbahasa Arab, beliau memberikan penjabaran bagaimana cara memberikan pembelajaran pada peserta didik dengan metode Mustaqilli ini. Bahwa setiap peserta harus lebih mengetahui terlebih dahulu Vocabullary atau Kosakata khususnya dalam Bahasa Arab dengan pengulangan-pengulangan kata paling minimal 5 sampai 7x dengan membuka komunikasi kepada peserta didik agar mampu terekam terlebih dahulu kata dari Bahasa Arab serta memahami yang dimaksud dari setiap kosakata. Dari penelitian beliau dilapangan, kebanyakan guru Bahasa Arab masih menggunakan metode zaman dahulu, yang mana guru membacakan kosa katanya kemudian peserta didik langsung mengikuti apa yang telah dibacakan oleh guru tersebut. Karena hal ini, guru Bahasa Arab dituntut untuk lebih berkreativitas dalam penyampaian pembelajaran Bahasa Arab lebih interaktif. Begitupun ketika mempelajari sebuah Muhadatsah atau percakapan berbahasa Arab, yang mana kita harus memberikan penjelasan terlebih dahulu arti dan makna dari sebuah percakapan sebelum akhirnya membuat sebuah kelompok berisikan 2 orang untuk mempraktikkan cara berbicara layaknya orang sedang mengobrol dengan Bahasa Arab.
Dilanjutkan pemateri kedua yang disampaikan oleh Assoc Prof. Dr. Dirgantara Wicaksono, CH, Cht, Nlp, S.Pd, M.Pd, M.M dengan pemaparan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) & Deep Learning. Pada penjabarannya, beliau mengatakan bahwa dalam Kurikulum saat ini, kita harus lebih melakukan pendekatan terhadap peserta didik agar memberikan BBM (Berkesadaran, Bermakna dan Menggembirakan). Pada KBC & Deep Learning ini, beliau menyampaikan beberapa implementasi pembelajaran mendalam baik untuk jenjang MI/SD, MTs/SMP maupun MA/SMA. Diantaranya jika untuk SD/MI, kita harus mengembangkan pemahaman konsep kepada peserta didik secara kritis, kreatif, analitis dan aplikatif dalam menyelesaikan permasalahan. Kemudian untuk jenjang SMP/MTs, dapat membantu peserta didik tidak hanya menghafal pada materi, tetapi menganalisis, mengeksplorasi serta menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan nyata untuk menyelesaikan permasalahan. Kemudian untuk jenjang SMA/MA, dapat mengembangkan berpikir lebih analitis, reflektif, mengembangkan keterampilan berpikir dan aplikatif dalam berbagai konteks kehidupan yang dikaitkan dengan akademik.
DOKUMENTASI KEGIATAN:






